Jumat, 20 September 2013

MENELANJANGI "SANTET"

Dapat dipastikan bahwa santet adalah salah satu produk dari kuasa setan.Ilmu gelap ini lahir dari peradaban dinamisme dan animisme yang kuat,suatu ilmu yang mematikan dan melibas banyak korban!Sekalipun nampaknya ilmu tradisional, tetapi pada abad komputer ini,ilmu santet masih eksis dengan segala motivasinya, yang intinya adalah bertujuan membunuh setiap pihak yang menjadi lawan mereka (klien dari kuasa kegelapan-red) .Disamping hal tersebut diatas,ilmu inii juga dapat dipakai untuk menguasai pola pikir orang lain,mengendalikann ya dan membuat orang-orang disekitarnya tunduk.Apabila seseorang yang memiliki ilmu santet adalah seorang pemimpin maka dapat dipastikan semua anak buahnya akan ABS(asal bapak senang), tunduk mati tanpa kompromi.Sekalipun pemimpin salah,ia tetap dibela dan dibenarkan.

Ilmu ini memiliki tingkatan dari yang terendah sampai yang tertinggi.Dari tingkatan terendah , ilmu ini berawal dari rasa kebencian yang mendalam, kemudian iblis dan setan yang menanamkan benih kebencian tersebut akan membakar gelora kebencian sampai benih itu membuahkan hasilnya,yaitu tertanamnya akar kepahitan dan dendam kesumat didalam jiwanya.Pada tingkat ini sebenarnya kita telah"menyantet" orang yang kita benci tersebut,karena berdasarkan kebencian dan dendam kesumat itu,biasanya kita akan memberikan sikap atau respon-respon yang negatif terhadapnya, sehingga dia atau mereka akan merasakan akibat-akibat buruk dari sikap kita tersebut.Hatinya tidak tenang,gelisah, susah dan serba salah, tidak jarang diantara mereka menjadi sakit dan menderita karena kebencian serta dendam kesumat kita.Taraf ini dapat berlanjut dengan timbulnya segala keinginan untuk mencelakakan orang yang kita anggap sebagai musuh atau lawan kita tadi dengan memanfaatkan segala cara yang ada;penganiayaan fisik,terror, intimidasi,sampai kepada tindakan yang melibatkan kuasa kegelapan didalamnya entah itu tenun, santet, guna-guna atau apapun bentuknya asal musuh kita dapat kita celakakan.Namun jangan salah sangka,pihak yang akan menerima akibat yang terburuk adalah orang yang memiliki kebencian dan dendam kesumat itu sendiri.Sudah terlalu banyak kesaksian yang menyatakan bahwa seseorang mengidap penyakit paru-paru,kanker ,jantung,d arah tinggi dan penyakit-penyakit kakap lainnya karena rasa benci dan dendam yang mereka pendam begitu lama.

Allah dengan hikmatnya yang luar biasa tahu bahwa akar pahit dan kebencian dapat menimbulkan penyakit yang tidak dapat diobati maka dalam Alkitab Allah menaburkan nasehat-nasehat yang selalu mengingatkan kepada kita,orang percaya,agar tidak terjebak dalam dosa santet ini, yakni kebencian dan akar pahit! Penulis Ibrani mengatakan:" Jagalah supaya jangan seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah,agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang"(Ibrani 12:15).Kebencian dan iri hati membahayakan kehidupan orang beriman,Paulus mengetahuinya dan menasehatkan kepada jemaatnya:"…. tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan,awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan" (Galatia5:15). Petrus yang menyaksikan bagaimana gurunya, Yesus Kristus, hidup tanpa penyakit, memberikan rahasianya"…. karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah" (1 Petrus 2:1).Tidak pernah sekalipun Yesus menderita sakit hal ini disebabkan Ia memiliki jiwa yang sungguh-sungguh bersih dari berbagai macam kejahatan dan akar pahit!

Jadi ilmu santet dalam tingkatan dasar ini tidak perlu kursus atau susah-susah mendapatkannya, sebab iblis melalui kelicikannya, dapat dengan mudah memasukkan roh kebencian kepada semua orang, termusuk juga kepada orang percaya.Mungkin kita,orang percaya,tidak mengerti apa yang disebut santet.Santet ini dalam arti manifestasinya adalah kebencian,bagaikan sebuah wabah yang dapat menjangkiti anak-anak Tuhan!Sekali iblis melihat perseteruan diantara anak-anak Tuhan, maka ia mulai memasang strateginya dengan memasukkan roh kebencian lengkap dengan bumbu-bumbu tambahannya, sehingga gampang memecah belah dan akhirnya membinasakan mereka.

Yesus mengajarkan kepada setiap orang percaya untuk bersikap benar dalam ibadah, :…. tinggalkanlah persembahanmu didepan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali dengan mempersenbahkan persembahanmu itu"(Matius 5:24).Seharusnya anak-anak Tuhan dapat dikatakan tidak layak beribadah atau mengikuti perjamuan apabila hidup dalam kebemcian.Yesus mengatakan mereka harus berdamai terlebih dahulu sebab berdamai, saling mengampuni dan memaafkan,maka hati seseorang akan terbebas dari berbagai macam akar pahit yang menimbulkan penyakit.Petruspun menekankan agar kita saling mengasihi karena kasih menutupi banyak sekali dosa,"….Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain,sebab kasih menutupi banyak sekali dosa". Dengan mengasihi orang lain maka seseorang bersih dan tidak ada alasan untuk roh kebencian masuk dan bertahta dalam kehidupannya!

Apabila seseorang sungguh-sungguh tenggelam dalam kebencian yang berlarut-larut maka ia akan menciptakan image (sugesti terpola) kebencian itu terus-menerus kepada orang yang dituju,ini bukan hanya membahayakan seteru atau (pihak lawan).Apabila orang lain juga memiliki sikap kebencian maka terjadi peperangan roh dalam dua orang yang berpola pikir sama! "Perang spirit kebencian” jenis ini juga dapat dikatakan santet! Yang rugi bukan saja pihak lawan tetapi juga diri sendiri,apalagi bila pihak lawan tidak menaruh dendam dan ia sudah mengampuni maka kebencian itu akan berbalik dan sangat membahayakan! Yohanes mangajarkan agar setiap orang percaya memiliki jiwa yang bersih”….saudaraku yang kekasih, aku berdoa,semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu,sama seperti jiwamu baik-baik saja(3 Yohanes 1:2).

Iblis dan setan sangat tidak berkeberatan untuk dimintai pertolongan membantai pihak lawan. Bahkan ia membujuk dan menawarkan diri tanpa imbalan tetapi makan korban sebab untuk urusan mencuri,membunuh dan membinasakan (Yohanes 10:10a) setan sangat profesional. Setan tidak pernah terjun sendiri dalam bentuk aslinya,tetapi ia memakai alat-alat yang menarik manusia,sehingga manusia tertipu. Sebab iblis dapat menyamar sebagai malaikat terang (2Korintus 11:1).Cara kerja iblis meniru cara keja Tuhan,sebagai contoh Tuhan memiliki nabi,rasul, dan hamba-hamba Tuhan;iblis juga memiliki dukun-dukun, pemanggil arwah atau orang menyebutnya medium,dan peramal-peramal (1 Samuel 28:7) dan lain-lain. Didunia modern sekarang ini muncul paranormal,ahli kwamia,ahli perbintangan yang menganggap dirinya memiliki ilmu yang gaib,mengerti dunia roh,dan mampu meramal kehidupan masa depan suatu bangsa atau orang lain, tetapi mereka gagal dan tidak memiliki kemampuan untuk meramal nasib diri sendiri!Dari manakah ilmu mereka,dari Firman Tuhan-kah atau dari dunia kegelapan. Orang dapat mengambil kesimpulan secara pasti,sebab hanya ada dua dunia yang berbeda sekaligus bertentangan yakni dunia terang yang berasal dari Allah dan dunia kegelapan yang berasal dari setan!

Tingkatan kedua dari ilmu santet ini adalah minta pertolongan dari pihak luar yakni alat-alat setan tersebut untuk menyalurkan kebencian yang tertanam kepada orang lain yang menjadi seteru. Tindakan ini biasa menyiksa secara fisik dan kemudian membunuh lawan.Dukun –dukun yang dimintai jasanya ini tidak sembarangan dalam membunuh lawan. Biasanya mereka melihat siapa orang yang akan dituju apakah mereka memiliki kekuatan supranatural( rohani) atau tidak.Jika orang yang dituju tidak memilikinya maka dengan mudah akan dibantainya. Tetapi kalau orang yang dituju memiliki kekuatan supranatural( rohani) maka mereka akan adu kekuatan karena didunia kuasa kegelapan pun terjadi perang sesuai tingkatannya. Hal ini diungkapkan Alkitab dalam Lukas 11:14-22, ketika Yesus mengusir setan dari Baalzebul artinya penghulunya, pimpinannya. Paulus menyebutkan beberapa tingkatan kuasa setan dalam Efesus 6:12, karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerint ah,melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat diudara. Dalam membunuh lawan biasanya dukun atau orang pintar atau sejenisnya memakai kekuatan gaib,(kuasa setan) dengan benda-benda seperti jarum, beling, silet, ular, kadal, gunting, paku, sampai benda-benda besar seperti kuali, wajan dan lain-lain. Bila benda-benda ini masuk pada tubuh orang yang disantet,orang yang bersangkutan akan sangat menderita dan bisa mencapai kematian, menurut selera yang menyantet

Dalam kitab bilangan 22 menjelaskan ilmu santet yang dimiliki Bileam.Raja Moab(Balak)sangat ketakutan menghadapi bangsa Israel sehingga ia harus minta bantuan Bileam untuk menyantet (mengeluarkan kata-kata kutuk) kepada bangsa pilihan Allah,dengan imbalan harta yang banyak.Tetapi Bileam menolak,karena ia tahu siapa pribadi yang berada dibalik bangsa Israel,kekuatannya tidak terkalahkan! Tetapi bujuk rayu harta dan kekayaan,Bileam pergi juga untuk menyantet Israel,Tetapi Allah tidak mengizinkan, Allah harus menghalanginya dengan malaikatNya sehingga keledai itu dapat berbicara,(disepanj ang sejarah dunia keledai hanya dapat berbicara dalam Alkitab,aneh tapi nyata)"...Ketika itu Tuhan membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam:"Apakah yang kulakukan kepadamu,sampai engkau memukul aku tiga kali?"jawab Bileam kepada keledai itu:’Karena engkau mempermainkan aku;seandainya ada pedang ditanganku, tentulah engkau kubunuh sekarang."Tetapi keledai itu berkata kepada Bileam:"Bukankah aku ini keledai yang kau tunggangi selama hidupmu sampai sekarang? Pernahkah aku berbuat demikian kepadamu?”jawabnya :"Tidak."Kemudian Tuhan menyingkapkan mata Bileam; dilihatnya malaikat Tuhan dengan pedang terhunus ditangaNya berdiri dijalan,lalu berlututlah ia dan sujud"(Bilangan 22:28-31).Sekalipun kejadian ini begitu dahsyat bagi Bileam,tetapi ia memiliki minat untuk mengutuk dan menyantet Israel,namun Allah tidak mengizinkannya dan mengubah santet dan kutuk itu menjadi berkat!Allah sanggup mengubah kutuk itu menjadi berkat.Lidah Bileam dibelokkan oleh Tuhan”….Lalu Bileam mengucapkan sanjaknya, katanya:"Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak,raja Moab,dari gunning-gunung sebelah timur: Datanglah,katanya, kutuklah bagiku Yakub,dan datanglah, kutukan Israel.Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah?Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk Tuhan? Sebab dari puncak gunung- gunung batu aku melihat mereka,dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat,suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung diantara bangsa-bangsa kafir. Siapakah yang menghitung debu Yakub dan siapakah yang membilang bondongan-bondongan Israel? Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti ajal mereka!" Lalu berkatalah Balak kepada Bileam:"Apakah yang kau lakukan kepadaku ini?Untuk menyerapah musuhkulah aku menjemput engkau,tetapi sebaliknya engkau memberkati mereka.(Bilangan 23:6-11) .Jika Allah tidak mengizinkan kuasa iblis menjamah anak-anak Tuhan(ingat kasus Ayub),dengan cara apapun juga tidak akan dapat terlaksana.Bileam raja kutuk dan santet ini memiliki keinginan untuk memperoleh upah yang berupa harta yang banyak untuk mengutuki Israel tetapi Allah tidak membiarkan,hal ini terjadi berulang kali!(Baca ayat-ayat selanjutnya)

Dalam, hal santet menyantet membutuhkan waktu dan tenaga, tetapi nampaknya terjadi keganjilan yang besar dalam peristiwa santet menyantet di Banyuwangi ini,sebab santet bukan saja perang dunia spiritual saja tetapi perang fisik yakni orang ad yang datang yakni pembunuh bayaran (ninja) dan membunuh dukun-dukun santet.

Ilmu santet yang ketiga adalah santet menguasai pola pikir orang lain.Orang yang memiliki ilmu santet tingkat tinggi ini berusaha keras memperlengkapi dirinya dengan berbagai macam kuasa-kuasa kegelapan,jimat- jimat dan ajian-ajian dengan tirakat atau puasa berhari-hari. Bisa tidak menjamah makanan dan minuman,tidak tidur, beredam dilaut (kungkum- bhs jawa) m empersembahkan tumbal, mengucapkan rapal-rapal yakni mantra (ayat-ayat dari dukun), memohon kepada iblis supaya menurunkan kuasa kepadanya untuk dapat mempengaruhi orang lain, siapapun dan bagaimanapun! Bila orang ini sudah mendapatkannya maka dengan mudah dapat mempengaruhi pikiran orang lain.Membuat orang lain gampang tertunduk,dengan pengaruh yang dimilikinya. Semakin besar daya yang dimilikinya maka semakin besar pula jumlah orang yang dapat dikuaasainya! Tetapi ini tidak hanya berlaku bagi para pemimpin dunia,tetapi bagi mereka yang melakukan kejahatan. Terkadang dipasar, mall atau dimanapun, seseorang sok akrab, bisa berlagak kenal dengan sepatah kata, kalung, gelang, jam, dompet dalam waktu singkat bisa lenyap. Seakan-akan tunduk tanpa kompromi menyerahkan dengan sukarela.Sesudah itu teriak, nggak rela….nggak rela….!!",baru merasakan akibatny.Ini salah satu jenis santet yang dapat mempengaruhi pola pikir orang lain sehingga siapapun baik yang dikenal maupun tidak bisa gampang menurutinya, tanpa perlawanan.Untuk itulah anak-anak Tuhan sebelum bepergian harus berdoa supaya niat jahat kuasa manapun dipatahkan dan dijauhkan!

Kiriman : Budiyanto

KETIKA "NENEK GILA" MENETESKAN AIR MATA

Beberapa bulan yang lalu aku menjaga ibu di salah satu rumah sakit swasta di Balige. Pada pukul 2 pagi, datang pasien baru di kamar tempat ibuku dirawat. Pasien baru itu berumur 50 tahun dan diantar seorang anak kecil berumur 10 tahun dan duduk di kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Sebelum pasien baru itu masuk, jumlah pasien di kamar itu 4 orang, dan semuanya perempuan dengan umur rata-rata 50 tahun.

Pasien baru itu hanya membawa tas kecil yang isinya sepasang baju tanpa membawa persediaan tempat minum, selimut, sisir, atau perlengkapan lainnya. Pada pukul 4 pagi, dia menyanyikan lagu-lagu gereja dengan fasih, tetapi fals. Tingkah lakunya itu mengusik pasien yang ada di kamar itu, apalagi pasien yang dekat dengannya. Kami agak jauh darinya. Sambil menyanyi, dia menggigil karena kedinginan dan memanggil-manggil nama Tuhan.


Melihat si pasien baru itu kedinginan, aku seorang yang masih sangat muda memberikan selimut, walaupun ibuku tidak menyetujuinya dengan alasan supaya aku dapat merawat ibu dengan baik. Maklum, udara Balige amat dingin saat itu. Ketika aku berikan selimutku, dia pun memegang tanganku dan mencubit pipiku dengan gemas.


Pada pukul 5 pagi, aku berdoa dan membaca Alkitab. Sampai pukul 5.30 setelah selesai aku berdoa, semua pasien dan penjaga masih tertidur lelap. Aku melihat anak kecil yang membawa si nenek itu tidur meringkuk di lantai karena kedinginan. Aku sangat kasihan melihatnya dan akupun memberi baju hangatku yang masih kupakai, karena kupikir aku akan lari pagi yang nantinya akan hangat setelah berlari. Pada saat aku berlari, udara Balige teramat dingin dan akupun sempat menggigil karena dinginnya luar biasa. Di tengah jalan, aku minta dibuatkan air teh hangat di sebuah kantin. Setelah aku pulang ke rumah sakit, para pasien dan penjaga telah terbangun dan para mahasiswa perawat praktik sibuk membersihkan lantai. Aku duduk santai di pekarangan rumah sakit yang persis di depan kamar ibuku dirawat. Si nenek itu menghampiri dan mengajakku bernyanyi lagu-lagu gereja sambil tepuk tangan. Jujur saja, nenek itu jorok, bau, dan rambutnya urakan, kakinya kotor, dan kukunya panjang. "Bapa Manurung (panggilan si nenek kepada aku), ayo kita menyanyi," katanya. Hampir semua orang yang melihat kami merasa jengkel. Anehnya, pasien yang dekat si nenek menuduh aku yang membuat semua itu terjadi.


"Manurung, semua itu karena kamu terlalu memanjakan si nenek gila itu," kata ibu itu. Ibuku menjadi marah padaku, karena ibuku menganggap aku batu sandungan. Bagiku tidak masalah tudingan orang, pada dasarnya di mataku semua orang sama. Aku tidak lebih hormat kepada pejabat, pendeta, orang kaya, atau siapapun jika dibandingkan rasa hormatku terhadap orang gila. Semua saudaraku dan ibuku tahu sifatku itu. Aku sering protes kepada Tuhan dan kukatakan, Tuhan, jika Kamu mengasihiku, mengapa Engkau sepertinya tidak mengasihi orang gila itu? Walaupun protes, aku harus hormat kepada keputusan Tuhan atas dunia ini. Setelah tiga hari, nenek itu diprotes oleh yang satu kamar. Akhirnya, pihak rumah sakit memindahkannya ke ruangan khusus. Pada saat akan pergi ke ruang khusus, si nenek bertanya,"Bapa Manurung, aku bawa selimutmu dan bajumu yang sangat bagus ini ya," katanya dengan penuh harap.


Aku mengiyakan dengan rasa haru yang mendalam. Aku ikut mengantarnya sambil melipat selimut dan bajunya yang bau. Dalam hatiku, aku protes kepada perawat yang tidak membersihkan si nenek dengan baik. Perawat enggan merawat dengan alasan keluarganya saja tidak peduli dan banyak protes lagi. Setelah di ruang khusus, si nenek masih tetap berulah dan selalu keluar ruangan dan memanggilku kembali untuk menyanyikan lagu-lagu gereja. Si nenek semakin bertingkah.


Si nenek bilang rumah sakit itu akan diajukan ke pengadilan karena tidak serius menanganinya. Makin hari si nenek makin suka berteriak dan membeberkan perilaku perawat terhadapnya selama di ruang khusus.


Anehnya lagi, dia tidak mau diam jika bukan aku yang mendiamkannya dengan lembut dan tulus. Jika mau jujur, aku tulus memberi kasih kepada nenek itu. Sementara itu, perawat dan mahasiswa praktik sudah semakin jengkel melihat tingkah si nenek. Si nenek selalu teriak bahwa dia akan mengajukan perilaku para perawat itu ke direktur rumah sakit.


Aku selalu berusaha menyadarkan para perawat dan mahasiswa praktik tidak perlu menanggapi teriakan si nenek. Kelihatan sekali mahasiswa akademi perawat itu mau menurutiku karena direktur mereka di kampus adalah sahabat karib aku pada waktu mahasiswa dulu. Aku agak ragu melihat ketulusan di hati mereka untuk merawat si nenek itu, apalagi sudah 5 hari di rumah sakit, tak seorangpun keluarganya menjenguk. Pihak rumah sakit pun mulai curiga, bagaimana dan siapa yang menanggung biaya rumah sakit.


Melihat keadaan itu, pada hari keenam aku mulai menanyakan kepada anak kecil yang kelas 4 SD itu tentang perihal tempat tinggal dan latar belakang mereka. Ternyata mereka berasal dari Desa Muara Kabupaten Tapanuli Utara (TAPUT). Menurut anak kecil itu, si nenek memiliki banyak pohon mangga, anak perempuanya masuk saksi Yehova dan sedang sakit tumor ganas dan tergeletak di rumah, menantunya tiga bulan yang lalu meninggal bunuh diri karena ditinggal suaminya pergi ke Tanjung Pinang, Provinsi Riau. Aku sangat kaget mendengar cerita anak kecil itu.


Setelah anak kecil itu bercerita, dia minta aku untuk mengantarnya ke pelabuhan Danau Toba karena masyarakat dari Desa Muara akan datang ke Balige. Anak kecil itupun permisi kepada si nenek dan si nenek berpesan agar anak kecil itu menitipkan mangga kepada aku.


Ketika kami tiba di pelabuhan Danau Toba, masyarakat Muara yang hadir di situ menanyakan dengan siapa anak kecil itu berada di situ dan kaum bapak sangat curiga dengan keberadaan aku. Anak kecil itu menceritakan semuanya dan seorang perempuan separuh baya menanyakan siapa yang bertanggung jawab tentang hal biaya pengobatan kepada aku. Kebingungan menghantui pikiranku dan semakin tidak mengerti tentang keadaan yang sebenarnya. Anehnya, mereka sangat marah kepadaku dan akupun hanya berserah kepada Tuhan. Aku menjelaskan keberadaanku dan meminta salah satu dari keluarga terdekat untuk membicarakan semuanya dengan pihak rumah sakit, tetapi di antara mereka tidak ada yang mengaku keluarga dekat.


Kapal sudah mulai berbunyi menandakan kapal menuju Muara akan segera berangkat. "Tulang (panggilan anak kecil itu kepadaku) aku mau pulang supaya aku bisa sekolah besok," katanya.


Aku melihat kesedihan di wajah anak kecil itu, aku pun memeluknya dan mengatakan supaya rajin belajar. Aku melambaikan tanganku ke anak kecil itu sambil berdoa, "Tuhan, pakailah anak itu menjadi berkat". Aku sangat mengasihi kepda anak kecil itu.

Sembunyi-sembunyi.

Pada hari ke-10, seorang perempuan separuh baya secara sembunyi-sembunyi mendekati nenek itu. Dia sangat terkejut ketika melihat aku tiba-tiba masuk kekamar si nenek. Mungkin pikirannya aku adalah pihak rumah sakit. Aku menerka bahwa perempuan separuh baya itu keluarganya yang ketakutan jika membicarakan biaya rumah sakit. Perempuan itu rupanya hendak membawa nenek pulang. Dengan lembut aku meminta supaya perempuan itu mau menemaniku untuk membicarakan hal ini dengan pihak rumah sakit, apalagi rumah sakit itu adalah milik institusi gereja besar di Balige. Setelah pembicaraan yang amat panjang, perempuan itu bersedia membayar 25% dari keseluruhan biaya dan pihak rumah sakit milik yayasan gereja itupun menyetujuinya.


Sebelum mereka pulang, aku meminta supaya kami berdoa dulu. Setelah berdoa, aku mengantarkan mereka ke pintu rumah sakit dan nenek itu menanyakan,"Bagaimana dengan selimut dan bajumu Bapa Manurung?"

Aku mengatakan, dengan ketulusan hatiku, bawalah dan buatlah itu sebagai kenangan yang indah. Nenek itu memelukku dan meneteskan air matanya. "Selamat jalan, nek."


Aku menghampiri ibuku yang sakitnya 70% sembuh. Dia mengatakan, "Apa kerjamu di Jakarta, pantaslah kamu anak perantau yang paling miskin, padahal sekolahmu jauh lebih tinggi dibandingkan anak-anak di kampung kita."


Aku menjawab dengan lembut, "Bukankah segala-galanya kutinggalkan demi merawat mama? Bukankah banyak orang lebih mementingkan uang dari merawat ibunya? Bukankah orang membangun kuburan yang mahal, padahal semasa hidupnya diabaikan? Coba, anak mama tidak peduli segalanya demi merawat mama."


Ibukupun memelukku dan menangis. Aku berkata dengan penuh kasih sayang, "Mama, mulai saat ini serahkanlah hidupmu sepenuhnya kepada Tuhan, sebab mama kemarin Haemoglobin (Hb) cuma 2, Sekarang sudah sehat. Terpujilah nama Tuhan."

Kesaksian: Gurgur Manurung