Minggu, 28 Juli 2013

RUMAH TUHAN

Tubuh saudara dan saya adalah Rumah Allah, tempat kediaman Allah.  Kalau dulu, tubuh kita didiami dan dikuasai oleh roh jahat, puji Tuhan, kini Yesuslah yang tinggal di dalam kita.

Mengusir Roh Jahat
Hanya Yesus yang sanggup mengusir roh jahat dari dalam kita.  Ia mengusir satu legion roh jahat yang merasuk seseorang di Gerasa – Lukas 8:28-29. 
Orang percaya juga memiliki kuasa untuk mengusir setan/roh jahat dalam nama Yesus – Markus 16:17.  Haleluya!  Orang percaya ialah saudara dan saya yang memiliki Nama Yesus; Nama yang diperoleh saat kita dibaptis dalam air.
Perhatikan apa yang terjadi bila orang yang tidak memiliki nama Yesus, mencoba mengusir roh jahat.  “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?"  Akibatnya, mereka malah dipermalukan dan dipecundangi iblis: “Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka” (Kisah Para Rasul 19:13-16).

Tandus
Setelah diusir keluar, roh jahat akan mencari tempat perhentian; ia mengembara ke tempat-tempat yang tandus
• Mikha 6:13 – Dosa membuat seseorang menjadi tandus!
  Allah bisa menanduskan manusia karena dosa yang mereka lakukan!
• Yeremia 17:5-6 – Hidup orang yang mengandalkan manusia/diri
  sendiri = menjauhkan diri dari Tuhan akan menjadi tandus!
Roh jahat mengembara ke tempat-tempat tandus, tetapi ia tidak memperoleh tempat perhentian, sebab semua tempat/orang yang dikunjunginya tandus!  Itu sebabnya, ia memutuskan untuk kembali ke rumah yang telah ditinggalkannya!

Kosong
Karena tidak menemukan tempat yang ‘nyaman’ untuk didiami, roh jahat kembali ke rumah lama yang telah ditinggalkannya.  Mengapa?  Sebab meski sudah bersih dan rapi, rumah itu didapatinya KOSONG
Saat Tuhan mengusir roh jahat keluar dari dalam kita, Dia menyucikan kita dari segala dosa dan kesalahan – 1 Yohanes 1:7.  Setelah Yesus mengusir satu legion roh jahat keluar dari dalam seorang di Gerasa, Alkitab mencatat, ia duduk di kaki Yesus: sudah berpakaian rapi – Lukas 8:27-35.  Demikianlah keadaan kita saat Tuhan mengusir roh-roh jahat dari dalam kita: bersih, rapi. 
Namun sayang, rumah yang sudah disucikan Tuhan, didapati kosong sebab Allah tidak tinggal di dalamnya.  Itu sebabnya, roh jahat itu kembali dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya untuk tinggal di sana!  
Orang percaya yang kembali pada kehidupan lama yang penuh dosa, keadaannya akan menjadi lebih buruk dari pada yang semula – 2 Petrus 2:20-22!
Karena itu, jangan beri tempat/kesempatan kepada iblis – Efesus 4:27.  Perhatikan bagaimana engkau hidup.  Jangan biarkan rumahmu kosong!  Pastikan Allah tinggal dalam kita! 

Allah Tritunggal
Orang tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.  Kita harus memilih: Allah atau mamon = uang/harta dunia – Lukas 16:13!
Rumah yang telah bersih dan rapi jangan dibiarkan kosong!  Isi hidupmu dengan Allah Tritunggal, yaitu:
Bapa = Kasih (Agape) – 1 Yohanes 4:16-21. Kasih Allah harus
  senantiasa melimpah!  Mengasihi seteru & berdoa bagi mereka
  yang menganiaya, adalah wujud kasih Allah yang
  paling nyata – Matius 5:44.
Anak = Yesus = Firman – Yohanes 1:1;14. Hati dan pikiran
  harus penuh dengan Firman. Bukan sekedar mendengar, tetapi
  melakukan sesuai Firman yang kita dengar. Itulah kekuatan
  kita. Bagai rumah dibangun di atas batu: ia takkan roboh
  saat hujan, banjir atau badai datang menerjang –
  Matius 7:24-27. Haleluya!
Roh Kudus = Kuasa – Kisah Para Rasul 1:8. Hendaknya hidup kita
  dipenuhi dengan karunia- karunia yang diberikan oleh
  Roh Kudus – 1 Korintus 12.
Satu waktu hidup saudara dan saya akan berakhir.  Kemah tempat kediaman kita di bumi (= tubuh ini) akan dibongkar.  Tetapi puji Tuhan, apabila saat itu tiba, Allah telah menyediakan bagi kita satu tempat kediaman yang kekal di dalam sorga – 2 Korintus 5:1.  Syaratnya? 
Jangan biarkan rumahmu kosong!  Jangan beri kesempatan pada iblis untuk kembali membawa lebih banyak kawanannya untuk tinggal dan menguasai saudara!

Mari, undang Allah Tritunggal: Kasih – Firman & Kuasa Roh Kudus untuk tinggal dan berkuasa atasmu!  Jangan biarkan rumahmu kosong! 
Tuhan Yesus memberkati.

MEMBANGUN RUMAH ROHANI

Bacaan:  Matius 7:24-27

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."  Matius 7:24

Di berbagai kesempatan Yesus seringkali menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan ajarannya.  Seperti pembacaan firman hari ini, ia memakai kata
rumah untuk menggambarkan keadaan manusia.  Rumah adalah kebutuhan primer manusia selain sandang dan pangan.  Siapa pun memiliki keinginan memiliki rumah yang layak huni.  Karena itulah dalam membangun sebuah rumah ada hal-hal yang harus kita perhatikan, mulai dari tipe dan juga dasarnya.  Model rumah tertentu dengan tipe tertentu akan menentukan keberadaan dan nilai rumah tersebut.  Jika rumah itu besar dan kualitasnya bagus, nilai dan harganya akan semakin tinggi dan mahal, begitu juga sebaliknya.

Dalam pengajaranNya Tuhan Yesus menjelaskan tentang dua jenis manusia :  Pertama, orang yang mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan melakukannya, disebut sebagai orang yang bijaksana.  Yang kedua, orang yang mendengarkan perkataan Tuhan Yesus tetapi tidak melakukannya, disebut orang yang bodoh.  Orang bijakasana yang dimaksud tidak berbicara tentang orang yang pintar, jenius atau punya intelektual tinggi, tetapi mengacu kepada orang yang melakukan firman Tuhan.  Juga terhadap orang yang bodoh, bukan berarti ia punya IQ rendah atau tidak berpendidikan, tapi ini mengenai orang yang hanya mendengarkan firman Tuhan tapi tidak melakukannya.  Yakobus menasihati kita,  "...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."  (Yakobus 1:22).  Apalah artinya kita hanya sebatas suka mendengarkan khotbah di gereja, mengoleksi CD- CD khotbah pendeta-pendeta terkenal, atau kita sendiri punya jadwal padat untuk berkhotbah, jika kita tidak melakukan firman itu?

Selain itu kita harus memperhatikan 'dasar' dari rumah yang kita bangun, sebab kekuatan suatu bangunan sangat ditentukan oleh dasar atau pondasinya.  Semakin bagus dasarnya, akan semakin kuat dan kokoh bangunan rumah tersebut.  Apakah dasar yang kita gunakan untuk membangun rumah kita?

Tuhan Yesus menjelaskan bahwa ada dua dasar yang dapat dipakai untuk membangun sebuah rumah yaitu batu dan juga pasir.

Kamis, 25 Juli 2013

HARUS MENJAGA PERKATAAN

Bacaan :Kolose 4:1-6
  
"Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." (Kolose 4:6) 

Ayat di atas mengingatkan kita agar hati-hati dengan mulut kita/ucapan kita, karena kekuatan dari perkataan adalah sangat luar biasa. Apalagi kita sebagai anak-anak Tuhan harus bisa menjadi teladan/kesaksian bagi orang-orang di luar Tuhan, salah satunya melalui ucapan ,ulut kita. “Jadilah teladn bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Timotius 4:12b). 

Banyak orang Kristen yang ketika berada di luar ‘area suci’ (gereja) tidak bisa menguasai mulutnya; masih suka mengumpat, berkata-kata kasar, jorok, membicarakan kelemahan/kekurangan pendeta, suka menggosip dan sebagainya. “Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang-orang yang bocor mulut” (Amsal 20:19) Mulut kita bisa menjadi sangat berkuasa. Ada banyak orang yang beroleh kekuatan dan dibangkitkan semangat hidupnya akibat mendengarkan perkataan dari orang lain. Sebaliknya ada pula yang menjadi terluka, hancur, frustasi dan putus asa oleh karena terbunuh oleh perkataan yang disampaikan oleh orang lain. 

Lalu, bagaimana seharusnya perkataan orang Kristen itu? 

1. Perkataan Penuh Kasih. Artinya suatu perkataan yang penuh dengan keramahan dan didasari oleh kasih setelah terlebih dahulu dipertimbangkan dengan matang, sehingga orang lain yang mendengarkannya dibangun, dikuatkan, dihibur serta didorong kea rah yang baik. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:29) 

2. Perkataan Yang Menyampaikan Firman. Tertulis “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;” (1 Petrus 4:11a). Ini bukan berarti kita menggurui atau sok pintar, tetapi perkataan kita hendaknya sesuai dengan firman Tuhan, bermuatan kesaksian dan nasehat sehingga orang yang mendengarnya diberkati. 

Bagaimana dengan perkataan Saudara selama ini? Marilah kita menjaga setiap perkataan yang kita ucapkan dan belajar mengucapakan kata-kata berkat..

Rabu, 24 Juli 2013

BERUBAH DAN BERBUAH

Bacaan:  1 Timotius 1:12-17

"Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal."  1 Timotius 1:16b

Keberadaan orang Kristen di tengah dunia adalah sebagai garam dan terang dunia.  Artinya kita harus bisa menjadi berkat dan kesaksian bagi orang-orang dunia.  Bagaimana kita bisa menjadi berkat dan kesaksian bagi mereka, bila hidup kita tidak menunjukkan perubahan dan masih mengenakan manusia lama?  Padahal di dalam Kristus, kita 
"...adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).
 
Adapun tanda bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus adalah berubah dan berbuah.  Oleh karena itu  "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Tidak berubah dan berbuah adalah penghambat utama pertumbuhan iman dan bagi kemajuan pekerjaan Tuhan.  Jadi, kendala utama pertumbuhan iman kita dan juga kemajuan pekerjaan Tuhan sesungguhnya bukan faktor luar, tapi faktor intern:  kehidupan anak-anak Tuhan sendiri.
 
Efesus 2:8:  "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,"  Jelas dinyatakan bahwa kita diselamatkan bukan karena hasil perjuangan (perbuatan) kita, tapi semata-mata karena anugerah Tuhan.  Namun perubahan hidup adalah proses yang harus kita kerjakan dan merupakan tanggung jawab kita.  Tuhan memang berkuasa untuk mengubah hidup seseorang, tapi butuh respons dari pihak kita untuk memiliki kerelaan dibentuk dan dubah oleh Tuhan.  Jadi, di dalam diri kita juga harus ada tekad yang kuat untuk berubah, bukan pasif atau berpangku tangan sambil menunggu perubahan turun dari langit.  "...karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."  (Filipi 2:12-13).  

Tuhan memberikan keselamatan bagi kita melalui karya kudusNya di atas kayu salib, sedangkan bagian kita adalah mengerjakan keselamatan itu seumur hidup kita sebagai proses dengan hati yang takut akan Tuhan, sehingga hidup kita makin hari makin diperbarui di dalam Dia.

Minggu, 21 Juli 2013

HATI YANG TERLUKA (2)

Baca:  Yesaya 43:1-7

"Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,"  Yesaya 43:4
 

Jangan pernah berkata bahwa luka-luka hati kita tak mungkin disembuhkan!  Atau bahkan ada di antara kita yang sudah
hopeless dengan berkata,  "Hidupku sudah tidak ada artinya lagi, tidak ada harapan dan masa depan. Hidupku sudah hancur!"  Di dalam Tuhan selalu ada masa depan dan harapan.  Pemazmur berkata,  "Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara."  (Mazmur 9:19).  Jadi, bagi orang percaya  "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."  (Amsal 23:18).  Ayat nas hari ini juga menegaskan bahwa kita ini berharga di mata Tuhan:  "...Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku."  (Yesaya 43:1) dan Tuhan memiliki rencana yang indah atas hidup kita.

Bagaimana caranya supaya luka-luka hati kita disembuhkan?  Satu-satunya jalan adalah datang kepada Tuhan Yesus, merendahkan diri di hadapanNya, mengakuinya dengan jujur dan memohon pengampunan dariNya, Dia pasti akan memulihkan hati kita.  Inilah janji Tuhan,  "Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan,"  (Yehezkiel 34:16).  Pemazmur berkata,  "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."  (Mazmur 51:19).  Bangun kembali hubungan yang karib dengan Tuhan melalui doa setiap hari, baca firman Tuhan dan tetaplah mengucap syukur kepadaNya.  Kita juga harus melepaskan pengampunan kepada orang lain yang telah menyakiti kita, memperlakukan tidak adil dan yang telah membuat kita menderita.  Itu adalah syarat untuk kita bisa diampuni oleh Tuhan.  Ini memang tidak mudah, tapi percayalah dengan pertolongan Roh kudus kita pasti akan dimampukan.

Milikilah tekad seperti Paulus,  "...tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku," (Filipi 3:13).  Yang lalu biarlah berlalu, arahkan pandangan ke depan dan tatap hari esok bersama dengan Tuhan!

Jangan biarkan luka-luka hati kita ini menjadi penghalang untuk mengalami berkat dan kemenangan yang Tuhan sediakan!

HATI YANG TERLUKA (1)


Bacaan:  Mazmur 147:1-20

"Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;"
  Mazmur 147:3
 Hati yang terluka ini biasa disebut juga luka-luka batin.Dalam kehidupan ini pun seringkali terjadi peristiwa-peristiwa yang menimbulkan goresan-goresan luka dalam diri seseorang.  Goresan-goresan luka yang ada itu kian membentuk suatu sikap tertentu dalam diri orang tersebut.  Bukan hanya orang-orang di luar Tuhan yang pernah merasakan luka-luka hati, tapi ada banyak orang Kristen juga, bahkan mungkin lebih kronis.  Luka hati adalah rasa sakit di dalam hati yang diakibatkan perlakuan tidak baik oleh pihak luar, entah berupa intimidasi, ketidakadilan, penghinaan, tidak dikasihi, tidak diperhatikan, kekerasan fisik (penganiayaan), pelecehan seksual, penolakan sejak kandungan, kebencian, kepahitan, tekanan dan sebagainya.

Alkitab menggambarkan keadaan orang yang terluka hatinya itu sebagai orang yang robek jiwanya, patah hati, remuk jiwa, hancur hati dan sebagainya.  Menyerang hati dan membuatnya terluka adalah cara yang dilakukan Iblis untuk menghambat kemajuan seseorang serta menghalangi orang percaya mengalami penggenapan janji-janji Tuhan.  Bukan hanya itu, Iblis juga selalu berusaha mengungkit-ungkit semua pengalaman-pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu supaya kita terus dihantui oleh trauma yang berkepanjangan, sehingga kita juga akan terus merasa bersalah dan dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif lainnya.  Ketika orang Kristen mulai terluka hatinya akan timbul rasa kecewa, benci, sakit hati, pahit, dendam, depresi, tidak bisa mengampuni, tawar, apatis dan akhirnya menjadi ragu dan sangsi akan kuasa Tuhan.

Tuhan menasihati Yosua,  "Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."  (Yosua 1:9), sebab  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10) dan itu sangat merugikan.

Sabtu, 20 Juli 2013

JANGAN ADA PERKARA DI ANTARA KITA

Oleh :Pdt Herry Setyono

Ayat Kotbah : 1 Korintus 6:6-11
6:6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?
6:7 Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
Dalam berhubungan dengan orang lain seringkali timbul perkara karena ketidak-adilan, merasa dirugikan atau merasa telah diambil haknya. Biasanya hal ini   terjadi dengan orang yang mempunyai hubungan dekat. Perkara jarang terjadi diantara mereka yang tidak saling kenal.

6:8Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
Sering di dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan ketidakadilan yang mendatang-kan kerugikan bagi saudara-saudara kita. Kita merasa benar, merasa lebih baik lalu melakukan tidakan untuk membenarkan diri sendiri meskipun tindakan kita merugikan saudara-saudara kita sendiri. Dan akibatnya menimbulkan perkara yang berakibat rusaknya hubungan dengan saudara ataupun orang lain.
 
6:9. Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
6:10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah adalah komunitas orang percaya, menyangkut hak-hak orang lain, yang disertai dengan adanya hubungan. Dan hubungan ini akan nampak sejauh mana Roh Kudus berperan untuk mengerjakan kebaikan demi kebaikan. Kerajaan Allah bukan masalah makan dan minum, melainkan damai sejahtera sukacita oleh Roh Kudus. Dan orang yang sesat tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.
 
6:11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
Dahulu kehidupan kita melalukan hal-hal yang sesat. Tetapi sekarang saat kita member diri disucikan, kita telah dikuduskan dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus dan dalam Roh Allah kita.
  1. DISUCIKAN (tidak bercampur/dimurnikan) Untuk menjalin hubungan saudara harus menyadari sebagai apa dan siapa diri saudara terhadap orang lain, yaitu bahwa Allah dipertaruhkan di dalamnya. 
  2. DIKUDUSKAN (dipisahkan untuk suatu maksud). Saudara adalah rasul untuk menyampaikan rancangan Tuhan terhadap orang lain. Saudara adalah mulut Tuhan yang dikuduskan untuk menyampaikan kehendak Allah. 
  3. DIBENARKAN: Identitas saudara jelas menjadi apa dan siapa saudara. Saudara adalah imam-imam bagi Allah yang berdoa untuk orang lain. Mengambil beban orang lain untuk dibawa kehadapan Tuhan.
Penyucian, pengudusan dan pembenaran itu proses. Mungkin saudara mengalami jatuh bangun, tetapi ini adalah proses yang membawa saudara mempunyai karakter yang seukuran dengan Kristus. Supaya rupa dan gambar Allah itu akan nampak di dalam kehidupan saudara.

HALELUYA… TUHAN MEMBERKATI.

JANGAN MEMBERONTAK!


Bacaan:  Yesaya 1:10-20

"'Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.' Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya."
  Yesaya 1:20

Sebagai manusia kita tidak bisa sepenuhnya menghindar dari permasalahan, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana reaksi kita terhadap permasalahan yang sedang terjadi.  Tidak perlu memberontak ketika kita menghadapi masalah sehingga kita tidak menghadapi  "kematian".  Ketidaktaatan Saul yang adalah awal kehancurannya adalah sebuah pelajaran penting bagi kita.  Saul membuka pintu dan mengundang kejahatan masuk dalam hatinya, yang akhirnya membawanya kepada ketidaksetiaan dan kecemburuan terhadap Daud.  Pada akhirnya Saul mengakui,  "
Aku telah berbuat dosa, pulanglah, anakku Daud,... Sesungguhnya, perbuatanku itu bodoh dan aku sesat sama sekali."  (1 Samuel 26:21).  Ketidaktaatan adalah semangat yang salah.  Hal ini adalah sikap yang memberontak terhadap apa yang diperintahkan Tuhan.

Banyak orang Kristen tidak lagi taat dan setia ketika doa mereka belum beroleh jawaban.  Kita harus mengerti bahwa ketaatan adalah prinsip dari kehidupan Kristiani.  Ketaatan bukanlah kebutuhan tunggal, tetapi ketaatan adalah sebuah semangat yang menggambarkan pola hidup kita.  Kita harus memiliki semangat ketaatan seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus kepada BapaNya.  Tuhan Yesus berkata,  "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."  (Ibrani 10:9), bahkan Ia menambahkan,  "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."  (Yohanes 4:34).  Ketaatan adalah prinsip utama dari kehidupan Kristus.  Kita sering berkata kepada Tuhan dalam doa-doa kita bahwa kita mau melakukan apa yang menjadi kehendakNya.  Tetapi bagaimana prakteknya?  Banyak yang kita lakukan bukanlah menurut kehendakNya melainkan menurut kehendak kita sendiri.  Kita seringkali tidak suka jika disinggung terus perihal ketaatan, tetapi sebagai anak-anak Tuhan kita tidak bisa mengabaikannya karena hal ini adalah prinsip yang berasal dari Alkitab.  Tuhan akan memberikan upah bagi anak-anakNya yang mau hidup taat.  "Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu."  (Yesaya 1:19), sebaliknya,  "'...jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.' Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.'"  (Yesaya 1:20).


Tuhan sangat tegas pada poin ketaatan ini.  Saat ini Tuhan memberikan pilihan kepada kita:  pemberontakan yang membawa kepada kehancuran, atau ketaatan yang membawa kepada hidup yang diberkati.  Tuhan Yesus Kristus adalah contoh yang sempurna tentang ketaatan kepada Bapa;  ketaatanNya bukanlah ucapan belaka, namun sebuah bukti nyata dari perbuatan,  "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,"  (Filipi 2:9).


Jadilah orang Kristen yang taat dan jangan sekali-kali memberontak kepada Tuhan karena akan berakibat fatal!

BERKORBAN ITU INDAH

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.
 
“Apa kabar daun hijau!!!” katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.

“Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?” tanya daun hijau.

“Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?” kata ulat kecil.

“Tentu … tentu … mendekatlah ke mari.”

Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah.

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai “hati” bagi sesamanya.

Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.

Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah..

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.

Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.

Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.

Kamis, 18 Juli 2013

TUJUAN PENYELAMATAN

 Ayat Pokok : Kisah Para Rasul 2:39

Apakah janji Allah?  Janji Allah antara lain adalah: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” – Kisah Para Rasul 1:8.  Haleluya!

Bagi penganut agama Yahudi, peristiwa ketuangan Roh Kudus menimbulkan banyak pertanyaan, karena selain bahasa setempat, ada pula bahasa-bahasa lain yang diilhamkan oleh Roh Kudus, dan yang dengan jelas diucapkan oleh murid-murid.  “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis”, demikian komentar mereka!

Dipanggil Untuk Diselamatkan
Yesaya 42:6 - “Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan...” Haleluya!  Saudara dan saya dipanggil untuk diselamatkan!  

Keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus – tak ada yang lain – Kisah Para Rasul 4:12.  Nama “Yesus” berarti: Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka – Matius 1:21.

Diselamatkan Untuk Menjadi Saksi
Setelah menerima keselamatan, selanjutnya, kita dipanggil untuk menjadi saksi.  Menjadi saksi berarti menceriterakan yang sebenarnya, yang kita ketahui.  Tetapi untuk menjadi saksi, Tuhan mau agar saudara dan saya terlebih dulu dilengkapi dengan kuasa: Roh Kudus.
“Untuk membuka mata yang buta...” - Yesaya 42:7

Siapapun yang telah memperoleh keselamatan dari Tuhan, mempunyai tugas untuk membuka mata yang buta.   Secara jasmani, orang-orang Yahudi bisa melihat, namun mata rohaninya tertutup rapat!  

Untuk membuka mata mereka yang buta secara rohani, diperlukan banyak orang seperti Filipus!  Setelah menjadi murid Tuhan, ia langsung bersaksi.  Alkitab mencatat, “Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret” – Matius 1:45.  

Naaman mulanya merasa dilecehkan oleh nabi Elisa.  Namun, segera setelah ia ‘merendahkan diri’ dan melakukan apa yang diperintahkan sang nabi, ia pulih dari penyakit kusta yang dideritanya.  Matanya pun ‘terbuka’.  Katanya, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel” – 2 Raja-Raja 5:15.  Puji Tuhan!

Kuasa Roh Kudus
Di hadapan pengadilan Mahkamah Agama, Petrus dan Yohanes ditanya,  “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?” – Kisah Para Rasul 4:7.  

Kisah Para Rasul 6:8 – “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.”

Kisah Para Rasul 8: 4-6, Lukas 18, 2 Korintus 3:5, dan masih banyak ayat lainnya, mencatat tetang pekerjaan Allah Roh Kudus yang heran dan dahsyat.  

Allah memanggil saudara dan saya untuk menerima keselamatan.  Dia mau mencurahkan Roh KudusNya agar kita menjadi saksi bagiNya di manapun Ia menempatkan kita.  Bersediakah saudara?

Tuhan Yesus memberkati saudara.

Rabu, 17 Juli 2013

DISIPLIN ROHANI DIMULAI DENGAN ROH YANG MENYALA

Bahan:  Filipi 3:1-16

"dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."  (Filipi 3:14)


Selama mengikut Tuhan, sudahkan kita memiliki kedisiplinan rohani?  Ataukah kita hanya menjadi orang Kristen yang ala kadarnya atau sekedar menjalankan ibadah sebagai kegiatan rutin belaka?  Tanda seseorang memiliki kedisiplinan rohani adalah memiliki roh yang menyala-nyala bagi Tuhan. 
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11).

Kedisiplinan selalu dimulai dengan roh yang selalu berkobar untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan.  Ia tidak kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan!  Banyak orang Kristen yang akhir-akhir ini telah kehilangan kasih mula-mula seperti yang terjadi pada jemaat di Efesus, sehingga Tuhan pun menegurnya dengan keras,  "...Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.  Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan."  (Wahyu 2:4-5a).  Memiliki roh yang berkobar bukan hanya saat-saat di mana segala sesuatunya lancar dan menyenangkan, namun di segala musim hidup kita.

Rasul Paulus adalah contoh pribadi yang rohnya terus menyala bagi Tuhan:  "...aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah."  (Kisah 20:24);  ia berusaha untuk selalu menyelesaikan panggilannya sampai garis akhir, bahkan nyawanya pun rela dia berikan, karena Tuhan telah terlebih dahulu mengorbankan nyawaNya untuk menebus dosa-dosanya.  Tekad Paulus hanya satu:  "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah."  (Filipi 1:21-22).  Maka dari itu  "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,"  (Filipi 3:13).  Rasul Paulus dengan sepenuh hati meninggalkan semua masa lalu dan kehidupan lamanya yang selama ini hanya menjadi penghalang baginya untuk maju di dalam Tuhan.

Semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita dalam perlombaan rohani ini harus benar-benar kita tanggalkan, dan arahkan pandangan kita kepada Tuhan!

KISAH ANNE YANG MENYENTUH

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil,Sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan.

Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan,dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba.

Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya. Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak Menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya.

“Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak”, kata sang ibu di sela tangisannya.

Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini.

Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian.

Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?

Jauh sebelum bayi mereka lahir,pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan.

Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan Tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.

Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.
Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka…

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan.

Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam…..

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ.
Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan Tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6jam,tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya…

Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :

1. SESUNGGUHYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun.Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan “Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka,mereka akan menuju surga”.

GADIS PENJUAL APEL

Beberapa tahun lalu sebuah grup salesman menghadiri sebuah konfrensi di Chicago. Mereka telah berjanji kepada istri masing-masing akan tiba di rumah pada hari Jumat malam untuk makan malam bersama. Hal ini membuat mereka terburu-buru mengejar pesawat mereka sambil membawa koper-kopernya. Namun saat menuju tempat boarding pass tanpa sengaja salah seorang salesman itu menyenggol sekotak apel yang dijajakan. Apel-apel itu berhamburan kemana-mana. Namun para salesman itu tetap bergegas mengejar pesawat mereka, karena jika tidak maka mereka akan terlambat.
 
Tapi satu orang diantara mereka berhenti. Dia berhenti sejenak dan mengambil nafas dalam-dalam, dia mencoba mendengarkan suara hatinya, dan ia merasakan belas kasihan pada gadis yang menjual apel-apel itu. Dia segera memberitahu teman-temannya untuk berangkat tanpa dirinya, dia meminta salah satu dari mereka untuk menghubungi istrinya bahwa ia akan terlambat pulang. Pria itu kemudian kembali ke terminal dimana apel-apel tadi berhamburan ke lantai.

Pria itu bersyukur telah membuat keputusan yang benar. Gadis penjual apel itu ternyata buta! Gadis itu menangis, dan rasa frustasi terlihat jelas diwajahnya. Dia mencoba meraba-raba mencari apel-apelnya. Ia berseru meminta pertolongan untuk mengumpulkan barang dagangannya, namun tidak seorang pun yang peduli.

Salesman itu berlutut memunguti apel itu bersama gadis itu, setelah mengumpulkannya, ia membantu menatanya kembali di meja. Saat ia melihat banyak diantara apel itu yang rusak, ia memisahkannya. Saat telah selesai, ia berkata kepada gadis itu, “Ini uang 40 dolar, tolong ambil ini untuk mengganti kerusakan yang terjadi. Apakah kamu baik-baik saja?”

Gadis itu menghapus air matanya.

Pria itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami lakukan tidak merusak harimu sedemikian buruk.”

Ketika pria itu hendak pergi meninggalkan gadis buta itu, gadis itu memanggilnya kembali.

”Tuan..” Pria itu berbalik menatap gadis itu.

”Apakah engkau Yesus?” tanya gadis itu.

Pria itu hanya tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke arah penjual tiket untuk pulang kerumahnya dengan pesawat selanjutnya. Namun pertanyaan gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau Yesus?”

Banyak orang di dunia ini seperti gadis itu, mereka dalam keadaan buta dan membutuhkan pertolongan. Namun kita yang telah dicelikkan oleh Yesus Kristus jarang yang mau berhenti sejenak dan menolong mereka. Jika kita menyatakan mengenal Yesus, seharusnya kita berjalan dan hidup sebagaimana Yesus hidup. Sehingga ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita, dia dapat merasakan kasih Yesus itu. Sudahkah hidup kita mencerminkan kehidupan Yesus?

DISIPLIN UNTUK SERUPA DENGAN KRISTUS


Bahan:  2 Korintus 3:1-18

"Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."  (2 Korintus 3:18b)

Sasaran hidup orang percaya adalah menjadi serupa dengan Kristus yaitu dengan mengaplikasikan karakterNya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan 1 Yohanes 2:6:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  Dengan demikian kita dapat berkata,  "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."  (Galatia 2:20).
 
Untuk mencapai sasaran itu dibutuhkan kedisiplinan rohani yang tinggi.  Pada hakekatnya disiplin dapat dilatih.  Melalui disiplin terhadap diri sendiri diharapkan tumbuh penguasaan diri dan karakter yang baik.  Jika dalam diri seseorang ada penguasaan diri dan karakter yang baik (buah-buah Roh), ini akan berdampak pada sikap dan perbuatannya yang dapat dipertanggungjawabkan.  Jadi standar hidup orang Kristen adalah wajib hidup sama seperti Kristus.  Inilah yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita!  Namun tidak sedikit orang Kristen yang berkata,  "Ah impossible kita dapat hidup benar, apalagi bisa sama seperti Kristus di tengah-tengah dunia yang seperti ini."  Tapi Alkitab menegaskan:  "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"  (Markus 9:23), sebab  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).  Jadi sadarilah bahwa dalam diri orang percaya berdiam Roh Kudus,  "...yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;"  (Yohanes 16:13).  Roh kudus yang akan menuntun, menguatkan dan memapukan kita hidup dalam kebenaran.

Untuk dapat hidup sama seperti Kristus  diperlukan adanya tekad, komitmen, kemauan dan disiplin yang tinggi untuk mewujudkannya!