Kamis, 29 Agustus 2013

HUBUNGAN KARIB DENGAN TUHAN = SUATU PROSES

Bacaan Alkitab:  Mazmur 5:1-13

"Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu."  Mazmur 5:4

Di dalam kekariban dengan Tuhan ada pertolongan dan mujizat.  Daniel adalah contoh lain anak muda yang memiliki kekariban dengan Tuhan.  Tertulis:  "Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11).

Tiga kali sehari Daniel sujud menyembah dan memuji Tuhan sehingga jangan heran jika ia menjadi anak muda yang berbeda, yang memiliki excellent spririt.  Ketika Daniel dimasukkan ke dalam gua singa, mujizat Tuhan terjadi:  malaikat-malaikatNya diutus Tuhan untuk mengatupkan mulut singa-singa itu sehingga ia selamat dan tetap hidup.  Masih banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab yang karena kekaribannya dengan Tuhan tidak hanya mengalami kebaikan Tuhan, tapi juga dipakai Tuhan secara luar biasa sebagai alatNya.

Bagaimana dengan kita?  Adakah kita rindu untuk membangun kekariban dengan Tuhan?  Jika kita ingin menikmati berkat-berkat Tuhan dan mengalami kebaikanNya jangan tunda-tunda waktu lagi, mulai sekarang bangunlah kekariban dengan Tuhan, bukan hanya saat kita beribadah di gereja, tapi juga secara pribadi melalui saat teduh kita setiap hari.  Saat ini banyak orang Kristen yang sudah kehilangan kekaribannya dengan Tuhan.  Kita sulit sekali menyediakan waktu untuk bersujud, memuji, menyembah, mengucap syukur dan merenungkan firmanNya secara pribadi.  Berdoa hanya seperlunya saja dan saat butuh.  Bagaimana kita akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam hidup ini jika kita tidak karib dengan Tuhan?

Membangun kekariban dengan Tuhan adalah sebuah proses.  Jadi tidak ada yang instan, tapi perlu latihan dari hari ke sehari.  Jangan malas dan teruslah berlatih!  Kita harus memaksa tubuh kita untuk berdoa dan melawan rasa kantuk yang menyerang.  Firman Tuhan menasihatkan,  "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:  roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:41).

Jika pada awalnya kita gagal, coba lagi sampai hal itu menjadi sebuah kebiasaan.

BOLEHKAN ORANG KRISTEN MEROKOK ??

Akhir-akhir ini timbul pertanyaan bahkan perdebatan di antara orang percaya tentang hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan anak-anak Tuhan tetapi tidak tercantum di dalam Alkitab. Salah satunya adalah tentang kebiasaan merokok. Memang, kita tidak akan menemukan ayat di dalam firmanTuhan yang melarang orang Kristen untuk merokok. Boleh jadi pada masa di mana Alkitab ditulis, manusia belum mengenal 'rokok'. Namun mari kita perhatikan dengan seksama apa yang disampaikan oleh rasul Paulus di hadapan jemaat di Korintus, "Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun."(1 Kor 6:12).

Berkenaan dengan merokok ini, maka kita patut bertanya: apakah kegunaan dari rokok? Ahli kesehatan telah membuktikan bahwa merokok sangat membahayakan kesehatan seseorang, bahkan bagi perokok pasif sekalipun. Produsen rokok pun telah memperingatkan pada bungkus rokok tentang bahaya merokok. Jadi tidak ada alasan kita tidak tahu akan hal itu.Perlu diketahui bahwa di dalam rokok terkandung zat-zat yang berbahaya, di antaranya adalah nikotin. Zat ini mengandung candu yang menyebabkan orang ketagihan untuk terus-menerus mengisap rokok sehingga ada yang berkata kalau tidak merokok mulutnya terasa pahit. Bahkan ada yang mengatakan lebih baik tidak makan daripada tidak merokok. Begitu sulit melepaskan diri dari ikatan rokok. Hal ini menandakan orang itu sudah kecanduan, diperhamba atau diperbudak oleh batang rokok.

Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita membiarkan diri diperhamba oleh sesuatu apa pun. Kalau tahu bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan dan juga dapat memperhamba kita, masihkan kita bersikeras untuk tetap merokok? Rasul Paulus dengan tegas berkata,"...aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh sesuatu apapun." Ingatlah bahwa "...tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"(1 Korintus 6:19-20). Apabila kesehatan tubuh kita terganggu atau rusak karena sakit-penyakit, apakah kita dapat memuliakan Tuhan dengan tubuh kita? Jadi sudah sangat jelas merokok adalah tindakan merusak tubuh sendiri, padahal tubuh kita ini adalah bait Tuhan dan"...bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu."(1 Korintus 3:17b). Selain itu asap rokok yang dihasilkan perokok juga dapat merugikan orang-orang yang ada di sekitarnya karena mereka turut mengisap racun yang terkandung di dalamnya. Jelas ini membawa dampak yang kurang baik bagi orang lain.

"...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1)

Sabtu, 24 Agustus 2013

KETELADANAN DALAM BERDOA

Bacaan Alkitab: Yohanes 13:1-20

"Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." Yohanes 13:15

Ketaatan secara mutlak kepada kehendak Bapa di sorga adalah prinsip yang menguasai seluruh kehidupan Yesus saat menjalankan tugas pelayananNya di bumi. Tak sekalipun Ia menentang apa yang menjadi kehendak Bapa, seperti katanya: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34). Oleh karena itu Tuhan Yesus menghendaki supaya kita (umatNya) senantiasa meneladani dan mau belajar tentang cara hidupNya.

Semasa berada di bumi Yesus tidak pernah berhenti bekerja: melayani Bapa, juga manusia. Salah satu keteladanan yang Ia tunjukkan adalah dalam hal berdoa. Doa adalah kekuatan dan bagian terpenting dalam pelayanan Yesus. Itulah rahasia kehidupanNya. Dia senantiasa menyediakan waktu untuk bercakap-cakap dan membangun persekutuan dengan Bapa. " Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35). Disebutkan juga bahwa sebelum Yesus memanggil kedua belas muridNya, "...pergilah Yesus ke buki untuk berdoa dan semalam-malanan Ia berdoa kepada Allah." (Lukas 6:12). Bukanlah suatu kebetulan pula jika Yesus sering melibatkan dan memberi kesempatan kepada murid-muridNya untuk menyaksikan bagaimana Ia berdoa kepada Bapa seperti saat di taman Getsemani. "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." (Matius 26:36). Murid-muridNya dapat melihat dengan mata kepada sendiri bahwa Yesus begitu intim dengan BapaNya. Meskipun demikian Dia tidak pernah memaksa murid-muridNya; Dia tetap terus berdoa sampai mereka sendiri tergerak minta diajar olehNya bagaimana harus berdoa. Lalu pada saat yang tepat Tuhan Yesus meulai mengajar kepada mereka tentang prinsip-prinsip dasar doa.

Jika Tuhan Yes saja sangat memperhatikan jam-jam doaNya dan senantiasa menyediakan waktu khusu 'bertemu dan bercakap-cakap' dengan Bapa, apalagi kita. Bukankah seharusnya kita juga demikian? Namun biasanya kita berdoa dengan all out ketika kita punya masalah saja.

Doa adalah nafas hidup kita, maka marilah, "Bertekunlah dalam doa." Kolose 4:2

Kamis, 22 Agustus 2013

JAGA MATA SAYA

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.
 
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, “Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu..

“Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya” 



Tuhan menganggap kita semua adalah kekasih-Nya. Dia selalu setia menunggu dan menemani kita di saat-saat kelam sekalipun. Bahkan Dia rela menderita dan mati di kayu salib untuk kita. Dia memberikan segala-galanya hanya demi menyelamatkan kita, hanya untuk mencelikkan mata kita agar kita bisa melihat segala keindahan yang telah diberikan-Nya kepada kita.

Tetapi seringkali kita justru tidak pernah menyadari apa yang telah diberikan-Nya kepada kita. Justru kita menolak dan menyangkal-Nya. Hari ini saudara..sudahkah Anda menyadari betapa besar pengorbanan-Nya untuk kita? Masihkah Engkau menyangkal-Nya dan membiarkan-Nya meneteskan air mata?

Jumat, 16 Agustus 2013

PENGUDUSAN SEBAGAI PROSES

"tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16).

Untuk menjadi kudus setiap anak Tuhan harus mengalami apa yang disebut dengan pengudusan yang maksudnya adalah ditahirkan, dipisahkan dari dunia, dijauhkan dari dosa dan dikhususkan bagi Tuhan, dengan tujuan supaya kita mempunyai persekutuan yang karib dengan Tuhan dan layak untuk melayani Dia, seperti tertulis: "Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku." (Imamat 20:26). Kita yang sebelumnya hidup sebagai hamba dosa, dengan menyerahkan seluruh anggota tubuh kita untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, kini tidak lagi...tetapi kita menyerahkan seluruh anggota tubuh kita untuk dipakaiNya sebagai senjata kebenaran (baca Roma 6:13).

Secara garis besar pengudusan bagi orang percaya ada dua cara yaitu:

1. Pengudusan Seketika
Terjadi saat kita bertobat, mengakui segala dosa-dosa kita, lalu kita mengaku, percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, sehingga pada saat itu pula kita dikuduskanNya. Melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib ditebuslah dosa-dosa kita dan kita pun dipindahkan dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib, dan menjadi bagian dari orang-orang kudusNya. Tuhan berkata, "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu." (Yesaya 43:25). Jadi, "...kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah." (Efesus 2:19).

2. Pengudusan Sebagai Proses.
Setelah kita dikuduskan melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib, selanjutnya kita masuk dalam pengudusan sebagai proses. Adapun proses ini adalah bagian yang harus dikerjakan oleh setiap orang percaya seumur hidupnya. Meski sudah dibebaskan dari dosa dan dikuduskan oleh darah Kristus, dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali jatuh bangun dan masih bisa berbuat dosa.

Pengudusan Sebagai Proses mengartikan ada harga yang harus kita bayar.  Yesus berkata,  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24).  Menyangkal diri berarti harus menang terhadap segala bentuk keinginan daging.  Ada upaya dan kerja keras secara terus-menerus untuk mematikan perbuatan daging.  

Bagaimana caranya?

1. Karib dengan Tuhan.  Adakah kita memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan?  Bersekutu berarti menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.  Bersekutu dengan Tuhan berarti menjadi satu dengan Dia dalam segala aspek kehidupan kita.  Persekutuan yang intim dilukiskan seperti ranting yang melekat pada Pokok Anggur.  Oleh karena itu  "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4).   

2. Tinggal di dalam firman.  Kita harus menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani setiap hari supaya kerohanian kita makin bertumbuh, sebab  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Dan  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Semakin tinggal di dalam firmanNya semakin dibersihkan segala kotoran dan hal-hal yang tidak berkenan di dalam hidup kita, dan kita kian berakar kuat di dalam Tuhan sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran yang menyesatkan.


Rabu, 14 Agustus 2013

BABTISAN AIR (SELAM)


Pendahuluan
Segera sesudah pertobatan, haruslah diikuti oleh baptisan air dan baptisan Roh Kudus, sebab kedua Baptisan ini adalah menjadi dasar (alasan) terpenting dari azas pengajaran umat Kristen (Kis.2:38,39; Ibr.6:1-3). Tidak ada seorang yang dapat mencapai kesempurnaan tanpa menuruti alasan pokok ini yang dituntut oleh Injil.
  
Baptisan air dan Baptisan Roh Kudus, sungguhpun berbeda satu dengan yang lain, tetapi ada hubungan yang erat sekali sehingga keduanya dapat dikatakan satu baptisan. Ef.4:5; Ibr.6:1-2. 


Pengajaran Baptisan Air itu tidak dapat dipisahkan dari kematian,penguburan dan kebangkitan Yesus. Rm. 6:3-4 ; Fil. 3:10 ; Kol. 2:12.

Ada tiga pengalaman besar yang menjadi dasar iman dalam kehidupan tiap orang Kristen: 
  1. Darah: Keselamatan diterima oleh percaya akan  kematian Yesus – mati beserta Kristus.
  2. Air: Dibaptiskan dalam baptisan air – dikuburkan bersama dengan Yesus.
  3. Roh: Dibaptiskan dengan Roh Kudus – dibangkitkan beserta dengan Yesus dan berjalan di dalam satu kehidupan yang baru dan kuasa Roh Kudus.

I. Baptisan air dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama  
  • Air Bah. Allah membaptiskan bumi di dalam air, Kej. 6:8 Satu Bangsa. 
  • Baptisan satu bangsa di dalam Laut Teberau, Kel.14 (I Kor.10:1-3) 
  • Satu Orang. Pembaptisan Naaman yang berpenyakit kusta, II Raja 5:1-14.
II. Suatu peraturan yang mutlak untuk Gereja zaman Perjanjian Baru. 
  • Baptisan Yahya Pembaptisan adalah baptisan tobat dan jalan keampunan dosa, Mat.3:5-12; Mrk.1:4-5; Luk.3:7-8; Yoh.3:25; Kis.13:23-24.
  • Yesus sendiri telah dibaptiskan untuk menggenapi kebenaran Allah, Mat.3:13-15. Yesus dibaptiskan dalam air dan dengan Roh Kudus, pada saat Ia dibaptiskan di sungai Yordan menuju kepada kebangkitan dan kematianNya. Sesudah 3 ½ tahun Ia dikuburkan dan kemudian Ia dikuburkan dan 3 hari Ia dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus.
  • Yesus memerintahkan kepada semua orang percaya agar melaksanakan semua peraturan ini. Mat.28:19-20; Mrk.16:15-16. (segala perkara yang Tuhan berikan kepada Gereja oleh contoh dan perintah adalah sungguh-sungguh penting dan jangan dipandang enteng/mudah).
  • Rasul-rasaul dan Murid-murid mengajarkan dan melaksanakan baptisan air, Kis.2;38,41; 8:12-13, 36-38; 9:18; 10:47-48; 16:15,33; 19:5.
III.  Peraturan cara pembaptisan 
  • Penyelaman adalah satu-satunya cara yang ditunjuk oleh Allah.
  • Suatu tempat yang banyak air dipilih, Yoh. 3:23; Mat. 3:5,6; Kis. 8:36.
  • Pendeta (Pembaptis) dan orang yang akan dibaptiskan itu, kedua-duanya harus turun ke dalam air, Kis. 8:39.
  • Orang yang dibaptiskan – sesudah dibaptiskan (diselamkan) keluar dari dalam air, Mat. 3:16; Kis. 8:39.
  • Baptisan adalah lambang dari penguburan; sebab itu penyelaman (bukan pemercikan) adalah syarat mutlak dalam cara pembaptisan, Roma 6:4; Kol:12. Perhatikan: Gereja Roma Katholik dan beberapa gereja Protestan lainnya melaksanakan  baptisan anak-anak kecil (bayi). Ada yang melakukan dengan cara menuangkan air, tetapi pada umumnya mempergunakan cara pemercikan dengan air. Kebiasaan (cara) ini didasarkan atas upacara penyucian orang-orang Lewi dalam zaman Perjanjian Lama, Bil. 8:5-7. Orang yang rindu dibaptiskan, dituntut supaya sudah memiliki iman dan pertobatan di dalam Tuhan Yesus Kristus, Mat. 3:8; Kis. 10:44-48. Baptisan Air dapat didahului oleh baptisan Roh Kudus, tetapi bukan baptisan air dan baptisan Roh Kudus yang mendahului iman, pertobatan (penyesalan)
IV. Arti dari Baptisan Air  
Melalui baptisan air kita dipersamakan dengan Kristus di dalam kematian, penguburan dan kebangkitanNya, Roma 6:1-10.Sebagaimana Kristus mati, dikuburkan dan dibangkitkan kembali di dalam kuasa Roh, demikian juga oleh karena penyesalan dan pertobatan, kita sudah mati lepas dari dosa dan oleh baptisan air kita dikuburkan dan oleh baptisan Roh Kudus, kita berjalan di dalam suatu kehidupan yang baru.

Baptisan Air adalah satu-satunya peraturan Gereja dimana Nama Allah selengkapnya diucapkan ke atas orang-orang percaya yang dibaptiskan, yaitu Allah Tritunggal: Bapa–Anak–dan Roh Kudus dengan Tritunggal nama yaitu: Tuhan–Yesus–Krsitus, untuk manusia yang terdiri atas 3 bagian (Tubuh–jiwa–dan roh), Mat.28:19; Kis.2:36-38; 8:16-17; 10:47-48; 19:1-7.

Keterangan singkat hal nama Allah dalam baptisan air. Untuk memahami perumusan para Rasul mengenai baptisan air di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, kita harus terlebih dahulu mengerti Nama Allah sebagaimana dinyatakan di dalam Alkitab.

1. Suatu pertanyaan yang penting: 
  • Apakah Nama Allah? “Siapakan gerangan namaNya dan siapakah gerangan Nama AnakNya?” Suatu pertanyaan yang ditanyakan di dalam nubuatan Agung, Ams. 30:4. 
  • Nama Allah ditanyakan juga oleh :(1) Yakub – Kej. 32:24-30. (2) Musa – Kel. 3:13-14.(3) Manoakh – dan isterinya – Hak. 13:1-25.
2. Nama Allah dinyatakan di dalam Alkitab.
  • Nama dari Bapa. Perkataan Ibrani “Yehovah” (Yahwe, JAWH), diterjemahkan “Tuhan”. Ini berarti bahwa hanya Dialah satu-satunya        yang ada. Kel.3:11-15. Siapa yang mengumpat nama Tuhan berarti membuat suatu pelanggaran besar (Im.24:11-16). Sebab itu bani Israel memakai nama Adonai (Tuhan), Arti yang sebenarnya “Tuhan” Allah Bapa  memaklumkan berulang–ulang dan dengan tegas bahwa NamaNya ialah    “Tuhan” Kol.15:3; Bil.6:22-27; Yes.42:8; Yer.16:21; Ams.5:8. Perhatikan: Yesus datang di dalam Nama BapaNya, Yoh. 5:43; 10:25;12:13; Kis.2:36.
  • Nama dari Anak. Nama Anak Allah yang telah dirahasiakan selama 4000 tahun (Hak.13:18; Yes.9:6), dinyatakan oleh malaikat Gabriel  kepada Maria. Luk.1:26-32. Ia dikenal sebagai Yesus. Mat.27:17; Yoh.19:19. Pada waktu Ia dibaptiskan di sungai Yordan, Yesus menjadi Kristus, Oknum yang diurapi, dan pada waktu kenaikanNya ke Sorga, Ia menjadi Tuhan dan Kristus. Kis.2:36; Fil.2:10-11.
  • Nama dari Roh Kudus. Nama dari Roh Kudus ialah Kristus (Messias) artinya “Yang Diurapi”. Roh Kudus itulah urapan ke atas kehidupan  orang percaya.Kristus di dalam kamu itulah pengharapan akan beroleh kemuliaan, Kol.1:27; Yoh.1:41; I Yoh.2:27.
3. Ucapan di dalam Baptisan Air 
  • Hampir 18 abad lamanya sebagai gereja Kristen telah mempergunakan rumus baptisan yang didasarkan pada Mat. 28:19 .. “Saya baptiskan engkau di dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.” Hal ini kedengarannya agak aneh , karena baik di dalam Kisah Rasul – rasul dan surat – surat kiriman, para Rasul mengulangi perkataan/ucapan ini : Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah gelar dari Nama yang sebenarnya yaitu “Tuhan Yesus Kristus” Kis. 2:36-38.
  • Ucapan yang betul yang diajarkan oleh Rasul-rasul adalah sesuai dengan Alkitab yaitu: “Saya baptiskan engkau di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus” Baca: Kis.2:38; 8:16; 10:48; 19:5. Di dalam banyak naskah–naskah asli, nama sepenuh ini hampir tiap–tiap kali   dipergunakan.
 4. Pengertian Baptisan di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus.
  • Nama Tuhan Yesus Kristus adalah merupakan suatu hal yang sangat penting yang membedakan baptisan Yahya dengan baptisan Gereja,Kis.19:1-5.
  • Di dalam baptisan air, nama dari Tritunggal Allah diucapkan ke atasnya dan menjadi milik orang percaya, Ul.12:5,11; I Raja 8:16-20. Sebagaimana Mempelai Perempuan memakai nama daripada Mempelai Laki–laki, demikian pula halnya dengan gereja, harus memakai Nama Tuhan Yesus  Kristus  di dalam baptisan air.

ALLAH YANG BISA DIKENAL


Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 17:22-25

Orang Yunani adalah orang yang pintar (ahli filsafat), sangat beribadat (fanatik, tahu apa yang mereka lakukan) meskipun yang mereka sembah adalah Allah yang tidak mereka kenal. Hal ini nyata dalam peribadatan mereka; ada barang-barang pujaan yang mereka letakkan di atas mezbah. Oleh karena itu Rasul Paulus terdorong untuk memperkenalkan kepada orang-orang Yunani ini Allah yang bisa dikenal.

“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; ....” (Yesaya 55:6), Artinya kalau kita mau cari Tuhan, kita bisa bertemu dengan Tuhan. Tuhan itu ada, dan Tuhan mau supaya kita mencari Dia. Dia janji, Dia tidak jauh. Dia hanya sejauh doa. Begitu doa kita naik kepada Tuhan, maka segera kita mempunyai kontak dengan Tuhan. 

Namun ada waktunya Ia tidak bisa ditemui lagi dan kita tidak bisa lagi datang kepada-Nya. Karena itu sebagaimana dikatakan dalam Efesus 5:16 “... pergunakanlah waktu yang ada, ....” Suratan Korintus berkata, “Hari inilah hari keselamatanmu.” Artinya hari dimana Tuhan masih membuka kesempatan bagi kita untuk mencari keselamatan.

Alkitab menggambarkan, di dunia ini terdiri dari dua bangsa: 
1) Bangsa Israel (Yahudi) yang dianggap sebagai biji mata Allah. 
2) Bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi.  

Yesus datang ke dalam dunia ini sebagai orang Yahudi, yang telah ditentukan menjadi Juruselamat sejak sebelum dunia dijadikan. Keselamatan diberikan pertama-tama untuk orang Israel; biji mata Allah. Namun mereka justru menolak Yesus, sampai detik ini mereka masih tetap tidak dapat menerima Yesus, karena mereka menemukan satu oknum lain yang mereka anggap sebagai orang kuat luar biasa.Sedangkan Yesus dilahirkan di kandang hina.  Namun sebagian dari mereka ada yang sudah menerima Yesus karena melihat mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus. 

Sampai kapankah semua orang Yahudi akan menerima Yesus? Roma 11:25 katakan, “... sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Jadi ada pintu yang terbuka dimana bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi bisa masuk ke dalam pintu keselamatan. Inilah awal 3,5 tahun aniaya, dimana datang saksi Musa dan Elia. Mereka datang khusus membawa kesaksian untuk orang-orang Israel yang semula “tegar” (keras kepala), bisa menerima Yesus sebagai Mesias. Pada waktu itulah seluruh Israel diselamatkan. Dan seluruh orang Israel dan Non Israel akan disatukan menjadi satu bangsa yaitu bangsa kepunyaan Allah; gereja Tuhan yang benar. Sesuai yang dikatakan dalam Galatia 3:28 “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, ..... karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” “.... karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” (Roma 1:16).
Allah yang dikenal yang diberitakan Rasul Paulus kepada orang Israel adalah “Allah yang menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, ...” (Kis. 17:24). Artinya Dia yang empunya langit dan bumi ini. “... tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia” artinya Dia ada dimana-mana, tidak terbatas oleh tempat buatan tangan manusia. “... dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, ...” (ayat 25). Artinya Allah mempunyai semua. Kita tidak memberikan kehidupan kepada Allah. “Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.” Jadi baik orang percaya maupun bukan orang percaya, Tuhan memberikan berkat. Dia berkuasa atas segala sesuatu yang kita perlukan. Jadi pemberian kita termasuk perpuluhan, bukan karena Tuhan kekurangan, melainkan supaya ada makanan di dalam rumah Allah (untuk orang yang hidup di dalam rumah Allah itu).

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pengkhotbah 3:11). Allah menempatkan dirinya, mau ada dalam manusia supaya manusia mengenal siapa Allah yang harus kita sembah. Tetapi manusia tidak dapat merasakan dan pikirkan bagaimana hebatnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan memberikan segala sesuatu kepada semua manusia. Hidup dan mati manusia ada dalam tangan Tuhan. Napas manusia Tuhan yang berikan.
Bagaimana kita bisa mengenal Dia? Roma 11:33-36, Matius 16:13-17 – bila Roh Allah berbicara kepada kita. Dia akan memimpin hidup kita. Kalau kita perlu sesuatu, bawa dalam doa. Dan bila kita tidak tahu bagaimana berdoa, Roma 8:26 katakan: “... Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
 
Haleluyah!

Minggu, 11 Agustus 2013

KISAH PENGUSAHA DAN MALAIKAT

Kisah Pengusaha Yang di Jemput Malaikat – Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia Roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. 

Malaikat memulai pembicaraan, “kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

“Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . ” kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, “apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit“.

Dengan lembut si Malaikat berkata, “anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu”.

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Dilayar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka”.

Kata Malaikat, “aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu”

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh,” Tuhan, aku tau kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalau pun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.” dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat”.

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat ! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya, “apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?”

Jawab si Malaikat,’” ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogant, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah”.

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, “anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00″.

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu?. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan.

Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tau tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri.

Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.

Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Jumat, 09 Agustus 2013

PROSES SERUPA SEPERTI KRISTUS

Bacaan Alkitab:  Galatia 4:12-20

"Hai anak-anakku, karena kamu akan menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu."  Galatia 4:19

Pada awal penciptaan manusia berfirmanlah Allah, "Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita," (Kejadian 1:26), maka "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;  laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."  (Kejadian 1:27).  Kata gambar ini tidak mengacu pada kesamaan fisik, tetapi pada kesamaan karakter:  manusia akan memiliki sifatNya dan karakterNya seperti yang terpancar pada AnakNya, Yesus Kristus, yang adalah  "...gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,"  (Kolose 1:15, 19). Sebagai orang percaya kita harus diubah menjadi seperti gambar dan rupaNya:  bagaimana kita berkata-kata dan berperilaku haruslah seperti Kristus.

Setiap orang Kristen adalah murid Yesus, wajib hidup sebagaimana Kristus hidup.  Hidup kita harus mencerminkan Kristus sebagaimana tertulis:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1Yohanes 2:6).  Menjadi serupa dengan Kristus adalah tujuan terbesar setiap orang percaya.  Rasul Paulus menegaskan bahwa kita harus diubah menjadi sama dengan citra dan gambar Yesus Kristus, Anak Allah.  Itu berarti kita harus diubah ke dalam karakter Kristus, memiliki karakter yang sama dengan karakter Kristus

Dia akan terus membentuk dan memproses kita sesuai yang Dia kehendaki, mengikis dan menghancurkan karakter-karakter hidup kita yang tidak berkenan sampai kita menjadi sama dengan gambarNya!

RAJA DAN PENGEMIS

Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, “Apa yang engkau inginkan dariku?”

Si pengemis itu tersenyum dan berkata, “Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba.”

Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, “Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!”

Maka menjawablah sang pengemis, “Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa.”

Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis. Namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis. “Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya.”

Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah, “Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan.”

Bukan main! Raja menjadi geram mendengar ‘tantangan’ pengemis di hadapannya. Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas!. Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah. Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.

Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, “Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?”

Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, “Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya”.

“Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan. Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan. Anak cucumu kelak mengatakan : power tends to corrupt; Kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak”.

Raja itu bertanya lagi, “Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?”

“Tentu ada, yaitu rasa syukur terhadap segala sesuatu yang telah kau miliki. Jika engkau pandai bersyukur, Itu akan menambah nikmat padamu,” ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang.

Kamis, 08 Agustus 2013

KITA ADALAH SAUDARA

Bacaan Alkitab:  Roma 15:1-13

"Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah."
  (Roma 15:7)

Kerukunan antar jemaat mendatangkan berkat dari Tuhan.  Dimana ada kerukunan, 
"... ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3b). Sebagai anggota jemaat Tuhan, kita harus berusaha untuk menciptakan kerukunan satu sama lain, supaya gereja tetap kuat dah kokoh.  Meski memiliki latar belakang yang berbeda-beda  (status, suku, pendidikan dan sebagainya)  kita adalah satu, "...sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,"  (1 Korintus 12:12).  Jadi kita harus menerima dan memperlakukan orang lain sebagai saudara, sebagaimana Kristus telah menerima dan melayani jiwa-jiwa tanpa pandang bulu,  "supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita."  (1 Korintus 12:25-26).  Keadaan ini tidak akan menjadi kenyataan bila kita tidak menjadikan Kristus sebagai satu-satunya teladan dalam hidup ini.  Kita tidak mungkin dapat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain apabila hubungan kita dengan Tuhan juga tidak baik.

Ketahuilah bahwa Tuhan mengutus gerejaNya menjadi berkat di tengah-tengah dunia yang dipenuhi pertikaian dan permusuhan ini.  Namun bagaimana kita bisa menjadi kesaksian dan memenangkan jiwa bagi Kerajaan Allah apabila di antara umat Tuhan terjadi iri hati, perselisihan, kebencian, keributan dan saling mempertahankan ego masing-masing?  Bukankah ini akan menjadi batu sandungan bagi orang di luar Tuhan?  Bukankah tujuan kerukunan orang percaya di dalam gereja adalah supaya nama Tuhan dipermuliakan?  Kekristenan adalah kasih,  "Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu..."  (2 Korintus 8:24),  "...bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."  (1 Yohanes 3:18).

Jemaat gereja mula-mula rukun dan bersatu, karena itu  "...tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."  (Kisah Para Rasul 2:47)

Selasa, 06 Agustus 2013

BEROLEH KESEMPATAN DARI TUHAN


Bacaan Alkitab:  2 Tawarikh 33:1-20

"Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya."  (2 Tawarikh 33:12-13a)

Meski telah menorehkan tinta emas dalam perjalanan karirnya, namun dalam kehidupan pribadinya Hizkia bisa dikatakan gagal sebagai ayah karena tidak meninggalkan warisan rohani kepada anaknya.  Ada tertulis:  "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."  (Amsal 22:6), maka  "...ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu."  (Amsal 29:17).
 
Kealpaan Hizkia mendidik anaknya berakibat fatal:  Manasye menjadi orang yang jahat.  Kejahatannya sebanding dengan orang-orang Kanaan, bahkan jauh lebih jahat dari mereka.  Kejahatan Manasye makin menyesatkan umat Israel dan membawanya semakin jauh pula dari Tuhan.  "Oleh sebab itu TUHAN mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel."  (2 Tawarikh 33:11).  Ketika dalam kesulitan besar inilah Manasye baru menyadari kesalahan dan pelanggarannya.  Memang, penyesalan selalu datang terlambat!  Lalu manasye berusaha melunakkan hati Tuhan dengan merendahkan diri dan berdoa.  FirmanNya mengatakan,  "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."  (Mazmur 50:15).  Tuhan pun menyatakan kasih dan kemurahanNya.  "... TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya."  (2 Tawarikh 33:13). 
 
Manasye adalah gambaran orang yang sangat jahat namun beroleh kesempatan dari Tuhan untuk bertobat, di mana kesempatan itu pun tidak disia-siakannya;  ia menjauhkan allah-allah asing, menegakkan kembali mezbah bagi Tuhan, mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan serta menyerukan pertobatan kepada seluruh rakyatnya.  Manasye sungguh-sungguh mau berbalik kepada Tuhan.

Bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan adalah kunci beroleh pengampunan dan pemulihan dari Tuhan!

Senin, 05 Agustus 2013

PENGENALAN YANG SALAH

Bacaan Alkitab:  Matius 12:22-37

"Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: 'Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.'"  Matius 12:24

Menjadi Kristen lama atau bertahun-tahun tidak menjamin seseorang memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan.  Banyak yang kerohaniannya tidak pernah bertumbuh dan tetap begitu-begitu saja, sekalipun  "...ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil."  (Ibrani 5:12-13).  Rasul Petrus menasihati,  "...bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus."  (2 Petrus 3:18).

Memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan berarti tahu siapa Tuhan, memahami jalan-jalanNya, kuasaNya dan juga kehendakNya.  Jika kita tidak memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan, kita akan bertindak seperti orang-orang Farisi.  Ketika melihat Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta dan bisu yang kerasukan setan, orang-orang Farisi yang secara teori paham benar tentang firman Tuhan malah menuduh,  "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan."  (ayat nas).  Ini sangat berbahaya!  Apabila cara pandang yang salah ini tidak segera dibereskan, sampai kapan pun kita akan menjalani hidup kekristenan kita dengan paradigma yang salah seperti orang-orang Farisi.  Tuhan Yesus menyembuhkan dengan kuasa Allah, tetapi mereka mengira bahwa Dia menyembuhkan orang sakit dengan kuasa Beelzebul.  Keterlaluan sekali!

Peristiwa seperti ini juga dialami murid-murid Yesus ketika melihatNya berjalan di atas air.  Mereka terkejut dan mengira bahwa Dia adalah hantu.  Aneh sekali!  Padahal mereka telah sekian lama berkumpul tetapi mereka tidak dapat membedakan antara Tuhan dan hantu.  "Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: 'Tenanglah! Aku ini, jangan takut!'"  (Matius 14:27).  Pada saat murid-murid mengalami ketakutan akibat ketidaktahuannya, Tuhan Yesus tidak marah, tetapi Ia menenangkan mereka supaya tidak takut.  Sejauh mana kita mengenal Tuhan Yesus secara pribadi?

Untuk memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan, kita harus karib dengan Dia dan senantiasa merenungkan firmanNya!

MEMBENCI SESAMA=MEMBENCI YESUS

Suatu hari, seorang dosen Teologia memasuki sebuah kelas, meletakkan sebuah papan Target besar berbentuk lingkaran dan tak jauh dari sana diletakkan sebuah meja dengan banyak anak panah di atasnya, serta ada kertas dan perlengkapan untuk menggambar.

Saat itu, ia berkata kepada mahasiswa/i nya: “masing-masing ambillah selembar kertas dan alat gambar, lalu gambarlah wajah seseorang yang Anda tidak suka, orang yang selalu membuatmu marah.” Ada yang menggambar wajah temannya, ada juga seorang mahasiswa menggambar wajah ayahnya, ada pula wajah rektor dan dosen-dosen yang tidak mereka sukai. Masing-masing mahasiswa sudah menyelesaikan gambarnya.

Secara bergilir mereka mulai menyematkan hasil gambar mereka ke papan Target, lalu mereka mulai melemparkan anak-anak panah pada gambar tersebut. Beberapa mahasiswa menunjukkan kebencian sekaligus rasa puas ketika melemparkan anak panah pada orang yang dibencinya.

Tak berapa lama, sang dosen menyuruh mereka untuk kembali duduk karena waktunya sudah habis. Sang dosen menurunkan gambar dan juga papan Target dari tembok. Kini yang tampak adalah gambar YESUS yang ternyata berada dibalik papan Target.

Keheningan memenuhi kelas ketika setiap mahasiswa memandang gambar Yesus tersebut.

Gambar wajah dan mata-Nya penuh lubang, bahkan ada yang robek karena hujaman anak-anak panah tadi. Sang dosen hanya berkata singkat, “Apa yang kamu lakukan terhadap sesamamu, kamu telah melakukannya terhadap Yesus.”

Puluhan pasang mata mahasiswa menitikkan air mata. Mereka kini menyadari bahwa dengan membenci sesamanya, mereka telah melukai hati Yesus.

Yoh 14:15 berkata, “Jikalau kamu mengasihi AKU, kamu akan menuruti segala perintah-KU”. Kasih kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kasih kepada sesama, karena mengasihi sesama merupakan perintah Tuhan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yesus, tetapi kita masih membenci sesama kita.

Jika saat ini kita menyimpan kebencian kepada seseorang, ingatlah bahwa target kebencian kita adalah Yesus karena apa yang kita lakukan terhadap sesama, kita telah melakukannya terhadap YESUS. Tuhan Yesus mengasihi kita semua.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Minggu, 04 Agustus 2013

TUHAN DAN LABA - LABA

Pada saat Perang Dunia ke 2, ada seorang tentara Amerika yang terpisah dari unitnya di sebuah pulau di Pasifik. Karena pertempuran sangat gencar penuh asap dan tembakan, dia terpisah dari rekan-rekannya.
 
Sementara dia sendirian di dalam hutan, dia mendengar tentara musuh mulai mendekati tempat persembunyiannya. Berusaha untuk bersembunyi, dia mulai naik ke sebuah bukit dan menemukan beberapa gua di sana. Secara cepat dia merangkak masuk ke dalam salah satu gua. Dia merasa aman untuk sementara, namun dia menyadari jika tentara musuh melihatnya merayap ke atas bukit, mereka pasti akan segera memeriksa semua gua dan membunuhnya.

Dalam gua itu, dia mulai berdoa kepada Tuhan,” Tuhan, jika ini kehendak-Mu, tolong lindungi aku. Apapun yang terjadi, aku tetap mencintai-Mu dan mempercayai-Mu. Amin.”

Setelah berdoa, dia bertiarap dan mulai mendengar tentara musuh mulai mendekatinya. Dia mulai berpikir,”Baiklah, aku kira Tuhan tidak akan menolongku dari situasi ini.” Kemudian dia melihat seekor laba-laba mulai membangun jaring di depan gua persembunyiannya. Sementara dia mengawasi dan mendengar tentara musuh yang sedang mencarinya, lala-laba itu terus membentangkan benang-benang jaring di pintu masuk gua.

Dia terkejut dan berpikir,” Yang aku butuhkan sekarang adalah sebuah tembok pertahanan, mengapa Tuhan malah memberi sebuah jaring laba-laba. Pasti Tuhan sedang bercanda.” Dari kegelapan gua, dia melihat musuh mulai mendekat dan memeriksa setiap gua. Dia bersiap-siap untuk melakukan perlawanan terakhirnya, namun ada yang membuatnya heran karena tentara musuh hanya melihat sekilas ke arah gua persembunyiannya setelah itu mereka pergi begitu saja.

Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata jaring laba-laba yang ada di pintu gua telah membuat gua itu terlihat seperti belum ada seseorang yang memasukinya. Karena kejadian itu, dia berdoa dan minta ampun kepada Tuhan karena sudah meragukan pertolongan Tuhan.” Tuhan, ampunilah aku. Aku lupa bahwa di dalam Engkau, jaring laba-laba menjadi lebih kuat dari dinding beton.”

Dalam hidup ini pun kita sering menganggap bahwa Tuhan harus menyediakan hal yang besar dan dasyat untuk menolong hidup kita. Tetapi kita sering lupa bahwa di dalam Tuhan hal yang kecil dan remeh bisa dipakai untuk menolong kita. “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.” (1 Korintus 1:25)