Sabtu, 03 Agustus 2013

KASIH SEORANG BAPA


"Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan menyesal karena hukuman-Nya."
(Yoel 2:3)

Tersebutlah seorang bapa yang mempunyai seorang anak. Bapa ini sangat menyayangi anaknya. Suatu hari, pergilah bapa ini bersama anaknya ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas sabuk pengaman-nya karena merasa tidak nyaman. Sang bapa sudah menyuruhnya untuk memasang kembali, namun si anak tidak menurut. Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Tabrakan pun tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal dan menderita luka di kepala yang cukup parah.

Setelah beberapa lama di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Ia buta dan tuli. Bapa ini dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, membuat anaknya merasakan nyaman. Begitulah kehidupan bapa dan anaknya yang buta tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya itu.

Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin itu sudan berkarat. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau bapanya hanya melakukan yang terbaik untuknya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada di samping anaknya, setia untuk menjaganya. Setiap hari jam 4 pagi, bapa ini terus berdoa dan berharap, kalau suatu saat Tuhan akan menyatakan mujizatNya kepada anaknya. Beberapa tahun berlalu, di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih. Anak itu berteriak kegirangan sampai mengejutkan bapa yang tertidur di sampingnya. Kemudian disusul penglihatannya. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yang telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah dan menangis sambil berkata,"Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku."

Kasih seorang Bapa begitu besar sehingga telah mengorbankan segala-galanya untuk sang anak. TanganNya terbuka untuk pengampunan dan penerimaan. Dia tidak akan pernah membuangnya.

Sahabat Kristus, kita adalah anak itu, dan sampai kapan pun akan berlaku sperti itu. Dosa, pelanggaran dan apapun keadaanmu hari ini, tidak akan bisa menghapus ikatan itu. Selamanya engkau tetap anakNya. Kembalilah jika selama ini engkau sudah meninggalkanNya. TanganNya terbuka untukmu. Berbaliklah kepadaNya, dengan segenap hatimu.

Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh

@Dwiyana Taurisia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar