"Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta
yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para
Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap;
dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk
menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan
mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Maka bergoyanglah
alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah
itupun penuhlah dengan asap. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku
binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di
tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang
Raja, yakni TUHAN semesta alam." Tetapi seorang dari pada
Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang
diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada
mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka
kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." Lalu aku mendengar
suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau
pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku! … " (Yes. 6:1-13)
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini
dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian
itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh
Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah." (2 Kor 5:17-20)
"Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara …." (Yes 61:1-8)
Pada zaman para nabi, suara Tuhan disampaikan oleh perantaraan para nabi
namun pada zaman setelah Tuhan Yesus mati dan bangkit maka kita
memperoleh akses langsung untuk mendengar suara Allah. Seorang yang
lahir baru adalah seorang utusan Kristus karena yang dikumandangkan
adalah kepercayaannya kepada satu-satunya Penebus yaitu Tuhan Yesus
Kristus. Seorang utusan menyampaikan kabar baik, oleh karena itu seorang
utusan harus memperhatikan dengan baik apa yang didengar, dilihat dan
dilakukan sehingga apa yang keluar dari hidup kita adalah hal-hal yang
positif dan memberkati orang lain. Ketika kita melakukan Firman Tuhan
maka Firman itu akan mengerjakannya bagi kita.
Kita dilahirkan untuk menjadi pemenang, Kristus Yesus sudah menang
dikayu salib dan kita menjadi ahli waris kemenangan yang telah
diselesaikanNya bagi kita dikayu salib. Anak Tuhan harus menyatakan
dirinya sebagai seorang yang luar biasa, karena kita akan menjadi
seperti yang kita perkatakan. Hidup seorang Kristen harus menjadi utusan
dalam perkataan sehingga banyak orang akan percaya bahwa anak-anak
Tuhan diberikan kuasa untuk terbang tinggi bagai Rajawali yang mengatasi
segala badai. Orang Kristen didesain Tuhan menjadi orang-orang yang
kuat seperti Rajawali yang menantang badai, semakin besar badai seekor
burung Rajawali akan terbang mengatasi badai dan menerobos kedalam badai
dan tenang dalam badai.
"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga
terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada
dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena
kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati
oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan ... " (Efs 2:1-7)
Bagaimana agar kita menerima kasih karunia yang berlimpah? Setiap kita
harus mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Kasih
karunia Alah seperti membunuh AnakNya sendiri dan membangkitkan pada
hari yang ketiga agar setiap manusia memperoleh penebusan yang sejati,
mati dari segala dosa dan pelangaran yang kita lakukan. Sebelum kita
pergi menjadi utusan Allah maka kita harus mengalami perjumpaan dengan
Tuhan, berdamai dengan Allah dan diri sendiri. Kita tidak akan pernah
diutus sampai kita tahu siapa kita dijadikan Tuhan. Kita tidak akan pernah dipakai Tuhan sampai kita merasa jijik terhadap dosa.
Perubahan yang terjadi dalam hidup kita, akan disaksikan banyak orang
dan kita dapat bersaksi bahwa ada Tuhan dalam diri kita yang
mengubahkan. Perjumpaan dengan Tuhan mampu mengubah manusia berbalik
seratus delapan puluh derajat, sebab yang lalu sudah berlalu dan yang
baru sudah datang. Melalui Yesus identitas kita sebagai anak Allah
dikembalikan dan Tuhan mau menjaga harta terbesar yang menjadi aset kita
dalam Tuhan yaitu hati kita.
Tuhan memanggil dan memilih kita untuk menjadi utusan-utusan Kristus.
Allah mengorbankan AnakNya yang Tunggal supaya manusia memperoleh
keselamatan yang kekal dan dikembalikan pada pola awal Allah menciptakan
manusia. Untuk menjadi utusan Kristus kita harus mengalami perjumpaan
secara pribadi dengan Tuhan agar kasih karunia Tuhan melimpah dan
mengubahkan hidup kita sepenuhnya. Jaga hati dan perkataan kita agar
hati kita selalu melekat kepada Tuhan dan perkataan kita sesuai dengan
Firman Tuhan dan hidup kita mencerminkan hidup yang diperbaharui oleh
Kristus Yesus. Amin…
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar